7 Tips Menghilangkan Rasa Malas


Arrtikel - Tetap semangat dan termotivasi selama seharian adalah hal yang cukup semakin sulit bagi kebanyakan kita. Ntah ketika mengerjakan pekerjaan yang nggak disukai, maupun yang memang disukai. Dan yang bikin makin parah, kalau:


  • Perasaan tenaga masih ada, tapi kok kayak lemes, nggak mampu nyelesain semua tugas.
  • Nggak semangat, perasaan apa yang mau dihadapi itu kayaknya mustahil untuk diselesain
  • Padahal pekerjaannya mudah, tapi kok berat banget badan sama tangan buat gerak
Meski memang, muncul rasa malas, apalagi futur, itu adalah hal yang normal. Manusiawilah. Tapi, jangan lupakan, adalah normal juga bila kita kembali semangat! Itu sebabnya, ada pepatah yang mengatakan bahwa motivasi itu ibarat pembersih tatkala mandi. Bermanfaat, tapi efeknya nggak untuk selamanya. Kita kudu mendapatkannya lagi besok-besok.
Nah berikut ini 7 Tips untuk menghilangkan rasa malas yang sudah kami rangkum Teman-teman..

1. Ingatkan Diri Anda, “KENAPA” Harus Melakukan Hal Tersebut?

Silahkan sesuai dengan identitas Anda. Misal:
  • Karena orang tua sudah capek-capek, transfer duit 1 juta lebih tiap hari, masak kerjaan Anda cuma ngabisinnya doang? Padahal bisnis sambilan Anda saja omzetnya nggak pernah nyentuh angka segitu?
  • Karena kalau nggak bener kerja, terancam PHK, maka ikhtiar apa yang akan dilakukan agar istri dan anak bisa tetap makan?
  • Karena kalau Khilafah tidak segera ditegakkan, kemaksiatan dan kesengsaraan diri, teman-teman, saudara, dan seluruh umat, akan terus-terusan masif.
  • Agar bisa menjadi pemimpin yang baik, yang mampu memberi contoh dan menginspirasi.
  • Dan lain-lain, mungkin karena agar survive dari persaingan, agar dapat bonus, atau yang lainnya.

2. Jauhi Tombol Shut Down-nya

Silahkan Anda lakukan research. Kapan terakhir kali Anda merasa down, galau, males, futur, dan sejenisya? Kira-kira, apa yang Anda lakukan sebelum hal itu terjadi? Nah, cobalah, untuk menghindari itu sebisa mungkin! Misal:
  • Gara-gara Anda stalking facebook mantan pacar, makanya semangat Anda hilang. Nah, maka janganlah pernah lagi untuk nge-stalk akunnya. Karena itu adalah tombol shut downnya.
  • Gara-gara sering bergaul dengan si Anu, makanya rasa malas Anda makin menjadi-jadi. Nah, maka, ubahlah cara pergaulan Anda dengan si Anu. Karena cara pergaulan seperti yang biasanya adalah tombol shut downnya.
  • Gara-gara melakukan kemaksiatan, jadi terhantar melakukan kemaksiatan lainnya. Nah, maka, segeralah tekan tombol turn onnya. Jangan melulu tekan tombol shut down.
  • Dan lain-lain. Intinya, setiap kejadian terjadi karena ada suatu sebab. Nah, ceklah apa sebabnya itu. Dan sikapilah dengan bijak.

3. Jernihkan Diri dan Kondisikan Keadaan

Kerap, wajarlah Anda jadi males kalau Anda lagi lemes, capek, ngantuk, laper, mengkhawatirkan sesuatu, dan lain-lainnya. Kondisikanlah agar Anda tetep fokus. Beresin dululah hal-hal lain yang mengganggu Anda, sehingga membuat Anda menjadi males. Kalau ngantuk banget, tidurlah. Kalau laper banget, makanlah.
Hati-hati yaa, jangan gunakan cara nomor ke-5 ini justru dijadiin modus untuk menunda-nunda pekerjaan utama Anda tersebut. Maka, gunakanlah tabel prioritas. Anda tentukan, mana yang:
  • Penting dan mendesak
  • Nggak penting, tapi mendesak
  • Penting, tapi nggak mendesak
  • Nggak penting dan nggak mendesak
Sekiranya pekerjaan yang tengah Anda lakukan lebih utama, sedangkan kekhawatiran yang membuat Anda tidak begitu utama, bisalah itu diabaikan. Karena kemungkinan besar itu adalah keinginan, bukan kebutuhan. Dan, kemungkinan besar itu didorong oleh emosi dan ego, bukan dengan akal dan fakta.

4. Ukur Kapasitas Diri Anda, dan Target yang Akan Dicapai, Serta Target yang Telah Dicapai Kemarin

Lebih jelas, lebih bagus. Dan lebih enak ngerjainnya juga tentunya. Misalnya begini:
Anda ada tugas membuat 1 artikel dalam sehari. Syaratnya, minimal 1000 kata, disertai gambar yang inspiratif plus menghibur, dan tentunya setiap aspek di artikel tersebut harus didasari keputusan yang bagus, yang notabene berawal dari research dan survey. Waktu yang Anda butuhkan dari mulai hingga selesai, sekitar 5 jam.
  • Kira-kira, sanggupkah Anda memberikan 5 dari 24 jam Anda dalam sehari, untuk menyelesaikan tugas tersebut?
  • Apakah tugas tersebut bisa Anda kerjakan tanpa istirahat?
  • Atau perlu ada istirahat di tengah jalan?
  • Apa Anda butuh bantuan fasilitas lain, agar menjadi lebih mudah?
  • Apakah memang caranya sudah efektif?
  • Ternyata Anda hanya bisa memproduksi 5 artikel dalam 7 hari. Berarti, untuk bisa memproduksi 7 artikel, butuh berapa hari?
  • Apakah tidak apa-apa tidak memproduksi artikel setiap harinya? Kenapa?
  • Dan lain-lain.
Lanjut ke tahap evaluasi.
  • Setelah tulisannya jadi, kemudian tersebar, kira-kira di daerah mana yang paling banyak menyukai tulisan tersebut?
  • Setelah dapat datanya, daerah A menunjukkan kesenangan senilai 50%, daerah B menunjukkan kesenangan senilai 48%, daerah C menunjukkan kesenangan senilai 83%, dan seterusnya. Maka, besok-besok bisa diatur, berapa jatah jumlah masing-masih daerah disebari artikel tersebut.
  • Setelah artikel tersebut dapat respon, lihat, apa tanda-tanda yang ada di artikel tersebut, yang membuatnya jadi bagus? Bandingkan dengan tanda-tanda di artikel kemarin yang responnya jelek. Mungkin, ternyata orang lebih suka kalau judul artikelnya ditonjolkan manfaat dan yang enak-enak, kalau judulnya “Bagaimana Cara”, dan aspek-aspek lainnya.
  • Dengan begitu, tidak mungkin Anda berprasangka buruk, bahwa jangan-jangan Anda belum ada melakukan hal yang bermanfaat hari ini.
Yah, intinya, Anda coba bacalah sebab-akibat kejadian-kejadian yang telah Anda alami, sedang alami, dan insya Allah akan Anda alami, seobjektif mungkin. Karena sekiranya makin jelas, akan makin kecil kemungkinan Anda untuk males-malesan. Karena males-malesan itu adalah bentuk dari ketidak jelasan.

5. Adanya reward

Yang ketiga adalah adanya rewardReward itu adalah hadiah. Biasanya manusia akan tergerak melakukan action jika ada hadiah. Contoh, mungkin kita sering mendengar kata-kata :”Nak, kalau tahun ini kamu lulus sekolah, mama akan kasih kamu hadiah jalan-jalan ke Jakarta”. Contohnya begitu. Atau misalkan, “Kalau hari ini nilai pekerjaan kamu bagus, kamu akan saya ajak makan di restoran”. Itu adalah sebuah reward. Ketika anda dijanjikan sebuah reward, akhirnya anda mau belajar.
Seringkali, reward anda mungkin tidak jelas. Kalau anda bekerja dengan reward yang tidak jelas, besar kemungkinan anda akan malas. Anda tidak akan melakukan suatu kegiatan yang intinya membuat anda mau bergerak. Tetapi jika reward anda jelas, hadiahnya jelas, kalau saya bekerja sekian maka saya akan mendapatkan sekian. Anda akan mati-matian menstimulasi otak anda bagaimana supaya anda bisa keluar dari zona nyaman anda. Dari zona malas anda. Akhirnya, anda akan mendapatkan sesuatu yang baru.

6. Paksain Aja

Sekiranya masih males, padahal pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan passion, minat, dan bakat Anda. Dan memang berupa kebutuhan. Sudah dibareng dengan pemicu semangat seperti mandi, musik, dan sebagianya. Pola hidup sudah sehat. Rencana sudah mantep. Udah dibantuin temen-temen. Dan pengondisian lainnya.
Tidak ada cara lain, selain pemaksaan. Biarin aja, pertama-tama Anda untuk karena dipaksa. Lama-lama, jadinya biasa aja. Lama-lama, justru Anda sendiri yang nggak mau kalau nggak ngerjain pekerjaan tersebut.
Toh males itu pilihan Anda kan? Anda mengambil keputusan untuk males itu secara sadar kan? Dan bisa pulalah dimintai pertanggungjawabannya di Akhirat nanti kan? Yaudah, berarti bisa jugalah Anda maksain diri Anda. Nggak perlu banyak motivasi, nggak perlu banyak alesan, lagi, langsung aja kerjain!

7. Ingat Kematian dan Hari Akhir

Yah, kematian dan yaumul akhir adalah motivasi terbesar. Silahkan Anda search saja di YouTube, video-video berkeyword “sakaratul maut” atau sejenisnya. Atau, bisa juga Anda search google image, gambar-gambar berkeyword “kuburan”.
Surga atau Neraka, itulah tujuan akhir kita semua, siapapun kita, apapun pekerjaan kita, sama-sama akhirnya yah itu, Surga atau Neraka. Kekal abadi di sana. Kalau dibanding hidup di dunia ini, sebentar banget. Maka, masih sempetkah Anda nongkrong-nongkrong lagi? Masih sempet melakukan hal-hal yang nggak bermanfaat menurut Allah?


Nah teman - teman, rasa malas itu memang mengganggu, tapi apa salahnya jika kita memulai untuk belajar tdak malas lagi, semoga bermanfaat ya teman-teman, dan tunggu tips dan trik lainnya ya.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar